Posted in Ala saya, Puisi

1000 malam

Desah napas ini tegaskan tahta cinta- Mu tak terbatas
Hadir- Mu membuat anganku berselancar di laut bahagia
Malam Agung-Mu menyelimuti ku dan dia yang sedang terpana kosong
Malam Agung-Mu ber 1000 cermin, 1000 cermin yang bertangan

Wahai KAU, Terima Kasih untuk Malam Agung- Mu,
Malam yang akan selalu ku INGAT

Posted in Bulutangkis, Keluh Kesah

Tunggal Puteri bulutangkis Indonesia nasib mu kini

Indonesia pernah memiliki tunggal puteri kawakan di level dunia. Susi Susanti adalah legenda hidup dan ratu bulutangkis dunia pada masanya. Mia Audina bahkan menjadi pemilik medali olimpiade dengan 2 negara berbeda. Terakhir Maria Kristin Yulianti adalah ratu bulutangkis Indonesia peraih perunggu Olimpiade.

Bagaimana dgn sekarang? Kondisi bulutangkis saat ini jauh berbeda dgn era keemasan di tahun 1990-1998. Saat ini ada Jepang, Thailand dan India menjadi negara raksasa baru. Sementara secara individual ada Carilona Marin, Intanon, Ponpawee, Sindu, Nozomi Okuhara, Akane Yamaguchi, Chen Yufei, He Bing Jao, dan Tai Tzu Ying. Di generasi berikutnya ada Han Yue, Wang Zhi Yi, Z Yi Man, Chaiwan, An Se Young.

Indonesia tak punya lagi pebulutangkis yg kaliber walau di banding angkatannya. Tak ada pemain Indonesia yg bisa menyodok atau paling gak menyodok dominasi top 10. Gregoria Mariska tertinggal dibanding Han Yue, Puteri KW apalagi cukup signifikan gapnya jika di banding Chaiwan dari Thailand atau An Se Young dari Korsel.

Komang DC kalah melawan pemain Thailand berusia 15 tahun di Italia Open dan pemain Thailand lain yg seangkatannya di kualifikasi Denmark Master.

Apakah Gregoria, Puteri KW, Stephanie Wijaya, Komang, Aisah, dan Bilqis pemain jelek? Jawabannnya pasti TIDAK. Mereka secara teknis memiliki kemampuan mumpuni. Tapi kenapa mereka gagal bersaing di tingkat dunia?

ini menurut saya ada banyak faktor yg membuat Pebulutangkis kita semakin tertinggal

* NAIKKAN PENDAPATAN ATLIT. Bulutangkis adalah olah raga paling rentan cedera. Paling keras latihannya dibanding olah raga lain. Kita semua tahu kalau cedera akan menunda prestasi atlit bahkan bisa pensiun, dan kalau pensiun artinya karir selesai, karir selesai artinya mulai hidup baru dari 0. Namun, patut diingat atlet bulutangkis paling berpotensi menjadi pahlawan, kalaupun menjadi pahwalan mereka belum tentu makmur. Atlit mestilah makmur terlepas denhan prestasi mereka. Semakin berprestasi artinya semakin makmur.

Karenanya pendapatan atlet mestilah di naikkan melebihi pelawak, haruslah melebih aktor/artis2 tukang bikin kontraversi. Atlet juga mesti ada perlindungan saat dan paska menjadi atlet.


Siapa coba yg mau jadi atlet bulutangkis sekarang ini, latihan keras, kalah di caci, cedera menanti, pensiun mulai hidup dr 0.
Bikinlah pendapatan atlet bulutangkis Indonesia seperti atlet NBA di US, atlit Sepakbola dinegara2 maju. Tak usahlah 100% sama, tapi 10-20% OK lah.
Jika pendapatan sudah dinaikkan, perlindungan atlit sudah mumpuni maka talenta akan lebih banyak karena menjadi atlit akan makmur dan menjadi kebanggaan terlepas dari prestasinya.

* PELATIH. Pelatih saat ini sudah bagus, tapi pelatih bulutangkis di luar sana lebih bagus. Coba deh PBSI atau klub mengundang pelatih yang extraordinary, pelatih yg mengorbitkan Okuhara, Yamaguci, Carolina Marin. Atau coba deh undang Marin jadi pelatih, dia pasti mau.
Bisa tidak, setiap pemain top 10 Indonesia paling tidak punya pelatih sendiri? Lebih OK lagi kalo punya kru sendiri mulai dari pelatih, pelatih fisik, psikolog, sponsor dan public relation sendiri. Saat ini pemain memang punya pelatih, tapi 1 untuk semua atlit. Saya membayangkan PBSI memfasilitasi pemainnya supaya profesional layaknya atlit Tenis

* MITRA TANDING. Ganda Putra INA mumpuni karena sparring partner mereka 3 ganda 10 besar dunia, Padepokan Dubai mendominasi tunggal putera karena mitra tandingnya Victor Axcelsen. Marin pernah ke Cipayung dan Thailand utk cari sparring partner sebelum mendominasi dunia. Begitu juga dgn Ganda puteri Jepang di Jepang dan Ganda Campuran China di China

* FISIK. Pebulutangkis puteri Indonesia memiliki teknik bagus, tapi habis di fisik, selalu terlihat kelelahan di set ke-3. Saya yakin program fisik di pelatnas maupun klub luar biasa bagus, tapi kenapa ya, kelihatan bangat jomplang jika dibandingkan fisik negara lain, sebutlah An Se young, Yamaguci dan Tai Tzu Ying. Apa karena program latihan fisik yang kurang atau asupan gizi atau? Yang jelas tiap pemain mesti memiliki program pelatihan layaknya pemain top 5

dunia.

* MENTAL Pebulutangkis Tunggal Puteri Indonesia kalau mimpin skor yang jauh bukan jaminan utnuk menang, sebaliknya kalo ketinggalan jauh pasti kalah. Selain Apriyani ada Bilqis yang harus jadi role model saat ini. Bukan masalah menang kalah, tapi soal tak mau kalah dan tak takut siapapun lawannya. Program mencetak pemain bermental pahlawan mesti masif. Indonesia butuh pemain yang punya mental seperti Liliyana Natsir, Greysia Polii, dan Mia Audina. Mungkin klub dan PBSI perlu mengundang mereka atau motivator ulung kelas dunia.

* FAST TRACK WORLD RANK. India dan Thailand adalah contoh 2 negara dengan fast track ranking yang bagus. Indonesia asalah dana. Namun saya yakin banyak sponsor yg mau memberangkatkan atlit ke LN.

* FAST TRACKING TALENT. Sirnas memang ada dan bagus, tapi gaungnya kurang terdengar, coba deh gaungkan lagi dan bikin lebih atraktif, dan lebih menghibur. Aktifkan lagi kejuaraan antar klub atau liga antar klub khusus utk pemain yunior atau gabungan senior yunior.

Hal- hal lain seperti fasilitas dan pelaksanaan turnamen internasional tidak saya lihat sebagai hal yang kurang, karena PBSI jago untuk hal ini

Salam