Posted in Ala saya, Puisi

PERJALANAN

By Fadli Usman

PERJALANAN

Wahai dinginnya malam jangan berlalu, mampirlah sejenak
Aku tahu lembabmu akan menitipkan embun pagi untukku
Namun embunmu pun kan berlalu jika aku lalai menggapai
Wahai dinginnya malam, jangan dulu kau goda aku dengan mimpi sehinggaku pulas
Tahukah kau, Aku masih mau mendekapmu

Wahai pagi yang wangi, jangan dulu kau bangunkan si tukang gaduh
hmmm Aku tahu harummu adalah idaman pelakon tuk mulai bercengkerama
Namun pelakonmu yang gaduh nan serakah akan menguasai sehinggaku tersisih
Wahai pagi yang wangi, jangan dulu kau beranjak
Tahukah kau, Aku masih mau menikmatimu

Wahai siang yang gagah, jangan kau suruh matahari mu menyengat
hmmm Aku tahu mataharimu adalah panas pembakar semangat
Namun semangat yang tersengat kan memancing ambisi sehinggaku tertindas
Wahai Siang yang gagah, jangan dulu kau bergeser
Tahukah kau, aku masih mau merayumu

Wahai sore yang setia, jangan cemberut ketika menyambutku pulang
hmmmm, Aku tahu sendumu adalah penenang bak bulu perindu
Namun bulu perindumu tak menampung rindu-rindu setiap desahan napas sehinggaku tak terbagi
Wahai sore yang setia, janganlu dulu kau melompat
Tahukah kau, aku masih mau di manja

Wahai dinginnya malam, aku terlalu lelah melangkah
Seretlah aku hingga ke ufuk yang kau suka
dan jika kau tak mau, maka biarlah aku bergelayut sebagai embun
Embun yang di nikmati bagi yang mampu
Wahai dinginnya malam, selamat malam

Salam hormat dari Kathmandu