Posted in humanitarian works

Tips Akuntabilitas dibidang kemanusiaan (part 4)

mekanismelolohbalik #mekanismesaran

Setiap tindakan kemanusiaan selayaknya di uji, di implementasi, dan di evaluasi

Masyarakat terdampak bencana berhak mendapatkan pelayanan sesuai standar-standar kemanusiaan yg berlaku.
Untuk itu, setiap organisasi atau aktor kemanusiaan wajib punya unit AKUNTABILITAS dan khusus menangani saran/kritik/loloh balik.

Masyarakat tidak boleh jadi obyek percobaan atas aksi kemanusiaan. Libatkan masyarakat untuk memberi loloh balik atau saran walaupun kritis. Pelajari kapasitas masyarakat, jangan berasumsi.

Unit yg bertugas wajib memberi akses kepada masyarakat untuk memberi loloh balik akan aksi kemanusiaan mereka bisa melalui pesan, gambar atau suara. Bisa via telp, aplikasi layanan pesan, surat, dll.

Dengan mekanisme ini dk harapkan kualitas aksi meningkat, masyarakat mendapatkan layanan sesuai standar2 kemanusiaan

Jangan anti kritik dan arogan

Salam dari Ternate

Fadli

Posted in humanitarian works

Tips Akuntabilitas dibidang kemanusiaan (part 3)

partisipasi

Saya posting lagi dengan menyesuaikan konteks

Libatkan masyarakat terdampak langsung bencana dalam mengelola bantuan anda. Mereka kehilangan harta benda dan anggota keluarga tapi bukan berarti mereka tak mampu sama sekali. Ada kearifan lokal yang mesti di cermati.

Keterlibatan masyarakat dalam membangun kembali hidup mereka adalah kunci utama keberhasilan mengembalikan harkat dan martabat mereka sebagai manusia

Masyarakat terdampak adalah pembuat keputusan untuk rekomendasi tindakan sepanjutnya

Pada kasus Covid-19 saat ini kita bisa berkonsultasi dgn masyarakat ttg bentuk partisipasi. Urunan dana bukanlah partisipasi tetapi kepemilikan akan kegiatan itu sendiri. Pegiat kemanusiaan cukup memberi tahu kaidah/aturan/etika yg mereka belum tahu.

Misal.bentuk partisipasi saat pendistribusian pangan, non pangan, uang tunai, uang non tunai dengan mengikuti kaidah/aturan/etika agar aman, lancar dan nyaman

Salam dari Ternate

Fadli

Posted in humanitarian works

Tips Akuntabilitas di bidang kemanusiaan (part 2)

penyediaaninformasi

Apa yang kita lihat saat tanggap darurat,pemulihan dan rehabilitasi? Spanduk, bendera, buletin, pesan berantai dan lain-lain. Masih banyak terjadi di lapangan pegiat kemanusiaan yang amatiran hanya sekedar pasang bendera, spanduk dan lain-lain tanpa etika.

Penyintas, pengungsi dan masyarakat sekitar perlu tahu apa yang sedang dilakukan oleh pegiat kemanusiaan di Wilayah mereka karenanya ;

1) Diskusilah dengan mereka bagaimana mereka bisa memperoleh informasi, informasi apa yang ingin mereka tahu, kemampuan mereka dalam menyebarkan informasi.
Contoh ; Saya mau distribusi Shelter tool kit (alat tukang), Saya mesti diskusi dengan penerima bantuan dan warga sekitar tentang siapa saya, program Saya apa, paket alat2 tukang itu untuk siapa, apa saja isinya paket alat tukang, jadwal penyaluran bantuan, siapa saja yang bisa terlibat dalam penyaluran bantuan
Jika saya mesti publikasi maka Saya mesti mempertimbangkan seluruh metode VAK (visual, audio, dan kinestetik). Visual pun bisa tulisan, gambar,video, dan peragaan. Dan Kalau pun tulisan mesti menggunakan bahasa yang mereka pahami.
Kalau audio bisa lewat saluran umum sarana ibadah, atau pengumuman keliling.

2) ingat ; penyintas, pengungsi dan masyarakat sekitar adalah Subyek. Jadi mereka wajib tahu akan apa yang kita lakukan.

3) ingat ; Ada orang-orang rentan seperti para orang tua Renta, bumil, busui, anak-anak, penyandang difabilitas ( orang dengan kemampuan berbeda). Ada yang bisa baca tulis ada yang buta huruf

4) prinsip kesetaraan no 1 dibanding bendera anda

Silahkan ditambahkan

Salam dari Ternate

Posted in humanitarian works

Tips Akuntabilitas di bidang kemanusiaan (part 1)

konsultasi

Saya posting lagi. Biar kegiatan bantu membantu bisa mengembalikan harkat manusia

Jangan menganggap penyintas dan pengungsi sebagai obyek dalam menyelesaikan persoalan mereka.
Diskusi dengan Pemerintah, sesama pegiat kemanusiaan memang penting tapi lebih penting lagi diskusi dengan penyintas/pengungsi dan masyarakat sekitar.
CATAT : berdiskusi dengan 1-2 orang bukan berarti kita telah berdiskusi dengan masyarakat 1 wilayah.